Kita berpuasa sudah sampai di hari ke enam. Bermacam godaan juga banyak bermunculan. Baik di pagi dan siang hari. Tapi kebanyakan godaan memang datang pada saat siang hari. Di mana "Batu Bata" tampak seperti "Es Batu" yang menggiurkan tenggorokan dan menyirami dingin kepada setiap relung-relung kepanasan. Di mana LPG 3kg bagaikan buah melon yang di dalamnya manis-manis mulai menjangkau pikiran kita. Ingin sekali rasanya menghisap semua manis itu dan menggigit warna hijau sampai benar-benar meresap menjadi kenikmatan. Astaughfirullah. Adduh.. Berbagai macam makanan lainnya juga berlaku. Tenang saja. Kita pasti bisa menangani godaan seperti itu. Karena ya puasa memang kodratnya untuk menahan lapar dan haus. Sebagaimana yang sudah dijelaskan.
Hey manusia. Godaan itu tidak hanya datang dari makanan loh. Ada hal lain yang perlu diketahui juga. Seperti yang saya berikan pada judul. Karena hal ini memang benar-benar harus dilawan. Tapi saya menulis ini berdasarkan pengetahuan yang didapat dari salah seorang Musafir Kothèka. Dia berjalan menyusuri Pamekasan untuk menikmati sesuatu yang ada di sana bersama saya. Kemaren kita berangkat menuju rumah saya untuk mengambil ikan yang tidak bisa terbang dan hangus terbakar arang. Kita basah-basahan. Karena waktu itu adalah waktu bagi hujan turun. Dengan sedikit gerimis dan juga rasa pesimis di diri kita untuk melanjutkan perjalanan. Akhirnya kita berteduh dari sedikit gerimis di bawah gazebo yang terbuat dari kayu siwalan. Berbicara banyak kisah tentang orang-orang yang berkasmaran. Terutama soal diri sang musafir Kotheka, Supriyadi yang berbicara banyak tentang pelihara satu anak cukup. Dan laki-laki pula. Alasannya karena lucu. Ini belum saya tanyakan pada kekasihnya yaa. Berarti ada kemungkin untuk menambah peliharaan. Satu cewek mungkin. Atau bercewek-cewek sehingga sang Musafir di cap sebagai lelaki yang tangguh dan juga subur. Bukan Eyang Subur loh ya. Wkwkwk..
Sore telah melangkah lebih jauh. Menampakkan samar-samar kumandang adzan dari masjid-masjid. Tiba-tiba salah satu pengendara, cewek agak sexy kehabisan bensin sehingga berhenti untuk mengisinya di pom bercat violet. Mata sang musafir mulai mencolokkan diri pada cewek itu sambil berbisik kepada saya perihal cewek itu. "Nal Nal. Lihatlah. Keindahan itu bernama kenikmatan", dia yang sedang mempelajari sufi berbahasa pun mau seperti sufi. Kemudian saya menoleh sebentar untuk memastikan diri sambil berbisik juga, "Kita puasa loh." mata sang musafir pindah haluan. Sekarang giliran saya yang dipelototin. Aduh jangan-jangan nafsunya ditularkan ke saya. Pikir saya.
Hehhe... Ternyata dia mengelak. Dia menasehati saya perihal godaan puasa yang harus dilawan. Terutama cara-cara menghadapi cewek sexy yang baru saja dia lihat. Wkwkwk. Serius amat. Dia mulai membuka mulutnya. Menjelaskan perihal perlawanan yang harus kita lakukan menghadapi itu.
Dia, sang musafir berkata. "janganlah kamu mengelak jika melihat sesuatu yang menggodamu. Karena jika kamu tergoda dari godaan itu. Kamu akan terjerat dalam nafsu. Dan bisa jadi tak dikasih pahala. Jika kamu melawannya dengan mengikuti alur "lihatlah dan jangan bernafsu" maka kamu akan baik-baik saja. Karena ya kamu tidak terjerat dalam nafsu (jangan membayangkan yang macam-macam). Biar puasa tidak monoton. " Dia, musafir mengatakan itu sambil senyum-senyum sendiri. Puasa baginya adalah tidak terjerat dalam nafsu. Baik nafsu mau makan atau nafsu-nafsu yang lain (ngilyat cewek).
Sebenarnya konsep yang dijelaskan musafir itu cukup aneh. Masak iya kita melihat cewek sexy disuruh tetap melihat. Aduh, ini musafir "kampret". Hahaha sabar ya musafir... Tapi ada benarnya juga sih. Eh lebih tepatnya sedikit ada benarnya. Hihii. Karena kebenaran manusia belum dikatakan final. Sedikit benarnya itu terletak pada jika kita terjerat dalam nafsu melihat cewek dan mengakibatkan puasa kita hancur lebur kayak bukunya Martin itu. Hiks. Dan dia, sang musafir akan mengatakan pengecut jika tidak bisa mengatasi hal-hal semacam itu. Biar puasa tidak monoton katanya.
Dan pada akhirnya yang terakhir, sepanjang perjalanan. Kita sama-sama menikmati pemandangan yang keluar dari godaan-godaan itu. Menikmatinya dengan mengatasi dan juga menjaga nafsunya sendiri. Karena hal itu tidak menjadikan kita seorang yang pengecut. Jadi itulah godaan-godaan berpuasa yang harus dilawan. Semoga menjadi perbuatan untuk bersikap yang bodo amat ala Mark Manson dan puasa tidak monoton. Kemudian bosen karena tidak melakukan hal-hal yang dapat menyenangkan. Duh apalagi tersenyum seperti yang baca tulisan saya ini. Bakal dapat pahala yang melimpah. Ciyye ciyye....

Tidak ada komentar:
Posting Komentar