Saya tidak habis pikir sampai saat ini. Kenapa alat canggih tidak bisa digunakan untuk memutuskan pada saat menunjukkan sebuah kesalahan atau kejujuran ke seorang tersangka. Salah satunya perilaku korupsi yang akhir-akhir ini banyak terjadi. Tetapi tidak hanya itu, tersangka atas tuduhan-tuduhan oleh pihak-pihak tertentu juga bisa. Saya heran saja ketika ada aturan hukum yang diputuskan melalui penyelidikan masih saja berlaku. Mencari bukti sebanyak-banyaknya agar semakin kuat dugaannya dan sebagainya.
Pikiran ini masih saja bergelut. Merenggut dengan menikmati tindakan-tindakan yang dilakukan oleh penegak hukum. Saya tidak menyalahkannya sih. Tapi saya hanya heran saja. Agar tidak terlalu basa-basi. Saya akan menyebutkan alat canggih apa yang saya suguhkan untuk menentukan putusan yang tepat. Nah jika kalian pernah melihat salah satu stasiun tv menayangkan sebuah acara yang intinya adalah sebuah permainan tentang kejujuran. Salah satunya dilakukan oleh para pembawa acara untuk menguji pasangan yang sudah terpilih atau sudah menemukan kecocokan dengan cara menguji kejujuran. Masih ingat tidak mereka memakai alat apa? Yes. Mereka memakai alat untuk mengetahui jujur tidaknya kedua pasangan tersebut.
Saya berpikir, kenapa pihak hukum tidak menerapkan itu? Semuanya pasti ingin semua urusan selesai. Tidak ada yang menyangkalnya setelah melakukan penyelidikan dengan menggunakan alat itu tanpa mencari bukti-bukti lainnya. Tapi ini juga belum tentu menjadi solusi yang baik. Karena saya juga tidak tahu kebenaran tentang mesin tersebut. Jika mesin tersebut benar-benar menunjukkan kejujuran pada orang yang jujur. Saya yakin tindakan keadilan tidak akan kacau begini. Tanpa mengurus ini dan itu. Semua bergantung pada mesin tersebut. Jika diketahui bersalah. Ya tinggal dihukum sesuai dengan peraturan Undang-Undang.
Bukankah semua masalah yang terjadi hanya persoalan kejujuran? Jika masalah kejujuran adalah prioritas utama kenapa tidak pakai alat itu saja untuk menunjukkan kejujuran seorang tersangka. Ya pihak hukum tinggal menyusun pertanyaan yang sekiranya hanya butuh jawaban "Iya" dan "Tidak" pada tersangkanya. Pertanyaannya misalnya begini: "Apakah anda berkorupsi?" "Apakah anda mencuri barangnya si anu dan si anu?" itu saja contoh-contohnya. Kalian bisa tambahkan berbagai macam pertanyaan lainnya.
Jika persoalan kejujuran dipaksa dengan perilaku yang tidak senonoh dan harus ada bukti konkret, serta harus ada pengacaranya segala untuk menunjukkan benar salahnya. Ya tetap begini jadinya. Sulit dan lain sebagainya. Tetapi selama ini saya sangat apresiasi kerja pihak pengadilan dan badan hukum. Selama ini cara-cara dalam aturan berjalan dengan baik atau sesuai prosedurnya.
Mohon maaf sebelumnya jika ada kata-kata yang kurang berkenan dan menyinggung. Tulisan ini semena-mena hanya celotehan semata. Tujuannya ya ikut memberikan solusi meskipun kecil.
Pamekasan, 2018.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar